weblog.

Memori Part 2 – Core Memory

WhatsApp
Facebook
X
LinkedIn

Menurut saya, budaya populer atau pop culture, sadar atau tidak, sangat memengaruhi cara kita hidup hari ini.
Mulai dari ikut trend yang sedang hype, FOMO (Fear Of Missing Out), sampai scrolling tanpa henti—itu bukti paling sederhana.

Bahkan kalau kita merasa nggak ngikutin trend, nggak FOMO, atau jarang buka media sosial pun, tetap saja kita hidup dalam society yang dipengaruhi hal-hal itu.
Kalau nggak, ya berarti kalian… nggak hidup. Hehe 😄

Tapi nggak semua budaya pop itu negatif. Banyak juga yang bermanfaat. Salah satunya adalah konsep core memory.

Apa Itu Core Memory?

Istilah core memory sering digunakan untuk merujuk pada kenangan yang sangat penting dan berpengaruh dalam hidup seseorang, terutama saat masa kecil.
Kenangan ini biasanya emosional, bertahan lama, dan bisa membentuk cara pandang atau kepribadian kita.

Kalau dicari, ternyata istilah ini bukan berasal dari penelitian ilmiah, melainkan dari budaya pop—tepatnya dari film Inside Out (2015).
Dalam film itu, core memory digambarkan sebagai bola cahaya yang menyimpan momen-momen paling menentukan dalam hidup seorang anak.

Lucunya, sekarang istilah ini berkembang lagi menjadi meme viral seperti “core memory unlocked” yang sering muncul dalam video-video lucu, absurd, atau memalukan. Tapi tetap memorable.

Core Memory: Anak vs Orang Dewasa

Kalau kita mundur ke memori masa kecil, apa yang masih kita ingat sampai hari ini—itulah yang bisa disebut sebagai core memory.
Meskipun sejujurnya, apakah itu benar-benar memengaruhi hidup kita? Belum tentu juga. Namanya juga istilah populer. 😅

Tapi saya punya teori kecil tentang core memory yang menurut saya cukup menarik.

Saya rasa, core memory pada anak-anak itu lebih spesifik secara situasi, bukan secara jenis emosi.
Maksudnya, jenis kejadian yang diingat anak-anak sering kali sama, apalagi kalau mereka mengalaminya bersama orang lain yang seumuran—misalnya kakak, adik, atau teman dekat.

Memori Bersama yang Sama-sama Diingat

Coba ingat-ingat: kalau kamu punya adik, kakak, atau teman dekat yang usianya tidak terlalu jauh, dan kalian pernah mengalami satu momen bersama saat kecil—besar kemungkinan kalian berdua masih mengingat momen itu sampai sekarang.

Entah itu karena kejadian lucu, menegangkan, atau sekadar kebiasaan kecil yang terjadi berulang.
Dan anehnya, meskipun emosi yang dirasakan bisa berbeda, kenangannya tetap sama-sama nempel.

Nah, beda dengan orang dewasa.
Misalnya, orang tua kita sering cerita soal kejadian lucu atau berkesan waktu kita kecil, tapi kita sama sekali nggak inget.
Mereka inget detailnya, bahkan bisa sampai ekspresi wajah kita. Kita? Blank.

Itu artinya, sistem memori jangka panjang anak dan orang dewasa memang beda.
Apa yang anak-anak ingat bisa random, tapi biasanya terikat pada emosi yang tinggi—baik senang, takut, sedih, atau campur aduk.

Sebuah Core Memory Pribadi

Saya jadi ingat satu memori saat saya dan adik saya masih kecil.
Waktu itu saya kira-kira umur 4 tahun, adik saya 3 tahun. Dan yang menarik, kami berdua sama-sama masih ingat momen itu.

Setelah cukur rambut di langganan yang lumayan jauh dari rumah, biasanya kami jalan-jalan sebentar melihat pesawat di pinggir jalan dekat Adisutjipto.
Saat itu, cuaca tiba-tiba mendung dan hujan turun sangat deras. Ayah saya langsung mengajak kami pulang.

Masalahnya: nggak bawa mantol.
Ayah saya cuma bilang, “Nggak papa ya hujan-hujanan sebentar, nggak bawa mantol soalnya.”

Kami pun menembus hujan deras, lewat jalan desa yang penuh pepohonan agar lebih teduh.
Sampai rumah, kami menggigil kedinginan, langsung dimandikan—tanpa sempat masak air hangat.
Lalu digendong, diselimuti, dan dikeloni.

Yang saya rasakan saat itu: hangat. Tenang. Senang.

Tapi ayah saya? Mungkin merasa panik karena takut anak-anaknya masuk angin, dan kena semprot dimarahi ibu saya. Wkwk

Penutup

Dari sini saya belajar:
Core memory itu bisa jadi emosi kecil yang terekam dalam momen besar, atau justru momen kecil yang membentuk emosi besar.

Dan menariknya, perasaan yang kita alami di masa kecil belum tentu sama dengan yang dirasakan orang tua kita pada saat yang sama.
Bisa jadi, apa yang kita anggap lucu dan hangat… justru adalah momen penuh kekhawatiran di mata mereka.

Coba deh ceritain core memory kamu.
Apakah ada momen yang masih kamu ingat bareng orang terdekatmu?
Siapa tahu, di balik kenangan kecil itu… ada cerita besar yang belum sempat diungkap.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

weblog lainya

thought

Memori Part 2 – Core Memory

Menurut saya, budaya populer atau pop culture, sadar atau tidak, sangat memengaruhi cara kita hidup hari ini.Mulai dari ikut trend yang sedang hype, FOMO (Fear

Read More »
thought

Memori Part 1 – Awal

Prolog Beberapa waktu lalu, hard disk saya tiba-tiba rusak.Semua data, file, dokumen, dan kenangan digital yang tersimpan selama bertahun-tahun hilang begitu saja. Kejadian itu membuat

Read More »