Pernahkah kita melihat seseorang melakukan sesuatu yang dari luar terlihat… nggak penting?
Nonton serial film, anime, drama Korea berjam-jam. Koleksi mainan remeh. Ngutak-atik elektronik. Beli buku yang bahkan belum tentu dibaca. Semua yang berhubungan dengan hobi atau koleksi-koleksi, kadang bikin orang bertanya:
“Buat apa sih?”
Nggak jarang, aktivitas seperti ini dianggap sebelah mata. Katanya kurang manfaat. Bahkan kita sendiri kadang merasa bersalah. Apalagi kalau ditodong pertanyaan pamungkas:
“Itu manfaatnya apa sih?”
Tapi ya… selama nggak melanggar syariat, lanjutkan saja.
Kegiatan “remeh” itu sering jadi titik awal dari sesuatu yang besar
Yang sering kita lupakan adalah: hal-hal kecil yang kelihatannya nggak penting, justru bisa jadi tempat healing, tempat belajar, bahkan pintu rezeki yang tak disangka-sangka.
Kuncinya satu: jangan cuma cari senangnya.
Harus ada rasa ingin tahu, hasrat belajar, dan semangat untuk menyelami lebih dalam.
Jadilah “nerd” di bidang yang kamu suka.
Pelajari seluk-beluknya. Tekuni dengan serius.
Nggak harus jadi juara dunia—cukup jadi orang yang tahu apa yang kita kerjakan, dan mencintainya.
“Being a nerd finally paid off.”
Contohnya? Lihat kisah aktris Jillian Jacobs.
Setiap minggu, dia rutin ngerjain teka-teki silang. Nggak cuma iseng-iseng. Ini jadi rutinitas selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya dia bertemu langsung dengan pembuat TTS yang selama ini dia kerjakan.
Waktu itu dia bilang,
“Being a nerd finally paid off.”
Kalimat yang secara pribadi menginspirasi saya untuk menulis ini.
Atau duo musisi Kyle Dixon & Michael Stein. Mereka berdua awalnya cuma suka ngulik musik dan koleksi synthesizer analog. Tanpa ekspektasi, tanpa rencana besar. Sampai suatu hari, datang email dari sutradara Stranger Things—minta mereka bikin soundtrack.
Dan hasilnya? Jadi karya legendaris.
Semua akan ada hasilnya
Apa pelajarannya?
Everything will pay off.
Segala hal yang kita lakukan—baik atau buruk—akan kembali ke kita dalam bentuk hasil.
Mungkin bukan sekarang. Tapi suatu hari, entah kapan dan bagaimana caranya.
Jangan remehkan kegiatan yang sekarang belum kelihatan manfaatnya. Anggap saja sebagai investasi jangka panjang.
Saya sendiri merasakannya.
Pekerjaan saya hari ini hampir semuanya berakar dari hobi dan kebiasaan yang saya tekuni sejak usia 17 tahun.
Mulai dari desain, editing video, produksi musik —semua saya pelajari dengan modal nekat dan alat seadanya. Bahkan saya sempat punya cita-cita sederhana: punya studio sendiri.
Dan sekarang?
Cita-cita itu sudah tercapai.
Meski, jujur saja, saya masih sering lupa bersyukur.
Apakah ini akhir dari perjalanan saya?
Tentu tidak. Ini justru baru permulaan.
Sekarang saya sedang cari hobi baru, membangun mimpi baru.
Mungkin belajar DJ—impian absurd saya waktu SMA. Wkwk.
Coba kita refleksikan:
Hal-hal yang kita kerjakan hari ini, bisa jadi adalah mimpi masa lalu kita.
Tapi kenapa begitu sudah tercapai, rasanya nggak seindah bayangan dulu ya? Wkwk.
Tetap jadi anak muda (meski umur bertambah)
Saya terus berusaha mempertahankan diri saya yang berumur 17 tahun itu—yang penuh semangat rasa ingin tau, agak childish dan nggak takut belajar dari hal-hal kecil.
Karena dari kegiatan yang katanya “nggak bermanfaat” itu, saya justru belajar paling banyak.
Teknis, filosofis, sampai pelajaran hidup yang nggak pernah diajarin di sekolah—dan nggak bisa dibeli.
Tapi tetap ada batasnya…
Tentu saja, kita tetap harus tahu batas.
Nggak semua yang menyenangkan itu baik.
- Jangan dijadikan yang utama. Yang utama tetap ibadah kepada Allah.
- Jangan dijadikan pelarian dari realitas dan tanggung jawab.
- Hindari kegiatan yang merusak: judi, narkoba, dan sejenisnya.
- Jangan fanatik berlebihan sampai maksa orang lain buat suka juga.
Penutup: Hobi bikin kita tetap manusia
Kegiatan yang “nggak bermanfaat” itu kadang justru yang bikin kita jadi manusia.
Kalau hidup hanya diisi dengan yang punya nilai ekonomi, akademis, sosial—kita akan kehilangan ruang untuk jadi diri sendiri.
Dan buat kamu yang belum punya hobi atau kegiatan sejenis, coba deh cari.
Bukan buat kelihatan keren, bukan supaya kelihatan produktif. Tapi biar kamu punya ruang kecil untuk jatuh cinta sama sesuatu—dan tidak pernah berhenti belajar.
Terus cari inspirasi. Terus cari hikmah.
Karena bisa jadi, hal sederhana yang kamu lakukan hari ini—yang dianggap nggak penting—justru akan membuka pintu besar di masa depan.